Search

Negeri Soya Dan Adat Cuci Negeri sebuah mozaik budaya Maluku (Bag II)

(Sumber : Pemerintah Negeri Soya; Kota Ambon, Maluku)
Teung-Teung ini seharusnya berjumlah 14 (empat belas) buah, dua diantaranya masih perlu diselidiki. Diantara teung-teung yang ada, ada dua tempat yang mempunyai arti tersendiri bagi anggota-angota clan tersebut yakni; 
  1. Baileo Samasuru, yaitu tempat mengadakan rapat dan berbicara.
  2. Tonisou, yaitu suatu perkampungan khusus bagi Rumah Tau Rehatta yang di dalamnya disebut sebuah Teung.
    Beberapa diantara rumah Tau tersebut tidak lagi menetap di negeri Soya, begitu pula Negeri kecil yang pernah ada telah hilang disebabkan beberapa faktor dan perkembangan yang terjadi didalam masyarakatnya. 
    Raja Soya yang pertama adalah "latu Selemau" dan isterinya bernama Pera Ina. Dibawah pemerintahan Latu Selemau, Negeri Soya (termasuk 9 negeri kecil yang berada dibawah kekuasaanya), merupakan suatu kesatuan besar,   Dalam masa kebesarannya, Latu Selemau dianugerahkan beberapa gelar yang lebih agung yang merupakan bukti kebesarannya ialah : "LATU SELEMAU AGAM RADEN MAS SULTAN LABU INANG MOJOPAHIT" Gelar ini berkenan dengan hubungan dagang, bahkan perkawinan dengan orang-orang dari Kerajaan Majapaahit.

    SISTEM PEMERINTAHAN NEGERI
    Sistem pemerintahan negeri Soya pada mulanya merupakan sistem Saniri Latupati yang terdiri dari :
    • Upulatu (Raja);
    • Para Kapitan;
    • Kepala-kepala Soa (Jou), Patih dan Orang Kaya;
    • Kepala Adat (Maueng);
    • dan Kepala Kewang,
    Lambang Negeri Soya


    Saniri Latupati dilengkapi dengan "Marinyo" yang biasanya bertindak sehari-hari sebagai yang menjalankan fungsi hubungan masyarakat yang dikenal sekarang dengan nama HUMAS (Hubungan Masyarakat) dan pembantu bagi badan tersebut. Saniri Latupati dapat dianggap sebagai Badan Eksekutif pada saat ini.
    Saniri Besar, yaitu persidangan besar yang biasanya diadakan sekali setahun atau bila diperlukan. Persidangan Saniri Besar dihadiri oleh Saniri Latupati dan semua Laki-laki yang telah dewasa dan orang-orang tua yang berada dan berdiam di dalam negeri Soya. Persidangan Saniri Besar merupakan suatu bentuk implementasi sistem demokrasi langsung.
    Dalam perkembangannya, kemudian dibentuk pula Saniri Negeri yang terdiri dari Saniri Latupatih ditambah dengan unsur-unsur yang ada dalam negeri. Misalnya : Pemuda, dan organisasi-oraganisasi dari anak negeri yang ada. Persidangan Saniri Negeri dapat di anggap sebagai persidangan legislatif.
    Bersambung....

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Ketik komentar di bawah ini ya

    Pengunjung

    Free counters!