Search

Kata-Kata Tempo Doeloe

Yang tatinggal par anak cucu dari orang tatua di negeri adat jazirah Leitimur Selatan, mar ana cucu su tar meku akang.
Kata-Kata Tempo Dolo :
kadera : kursi
rosbang : kursi panjang
sosi : kayu panjang
karsang : celana
karsang dalang : celana dalam :)
sibor : gayung
tanita : urat gunung / bukit
frek : diabaikan
brot : roti
koi : tempat tidur
kas es : lemari pendingin :)
strat : jalan utama
hener : banjir
hahalang : pemikul
calana kartou : celana pake tali
lampu strongkeng : lampu petromax
maleset : pelita
hotu : pulang ke kampung
fruk : belum terlambat
lat : terlambat
soldor : loteng
pilang : pukul
kayu pilang : kayu pemukul
slot : gembok
wasrei : loundri
balobe : mencari hasil laut menggunakan obor / lampu
tar meku : tidak di gubris
tata : ayah
konyadu : adik ipar atau kakak ipar
huele : memanggil dengan suara besar
tabaos : mengumumkan
masising : longsor
akurang : kenapa
storeng : berisik / ribut
difang : tempat tidur dari kayu
degu-degu : tempat barang pecah belah
fotlot : pensil bangunan
trap-trap : tangga
buku nyanyiang : buku lagu
payaka : panjat pohon
depa : melangkah melewati
garuru : tempat mengangkat sampah
basaleng : merias diri
kalam kas : speaker
bola kadu : bola tenis
kaeng kadu : karung
tubir : tebing
marina : sakit
manikang : kalau
franggang : sedang

Bahasa dari negeri-negeri adat di Leitimur Selatan ini selain bahasa asli daerah juga dipengaruhi oleh Bahasa Portugis dan Belanda.

Ini hanya sebagian, masih banyak lagi yang belum di dadapat...kalau ada yang kurang, komen saja...OK.

Di Jazirah Leihitu Basaha Adat masih digunakan, sedangkan.negeri-negeri adat di Nusaniwe, Sirimau dan Leitimur Selatan nyaris tak terdengar. Hanya bisa dikumandangkan pada moment moment tertentu seperti; panas pela, cuci negeri dan pada umumnya di acara pelantikan raja. Apakah karena Nusaniwe, Sirimau dan Leitimur Selatan bisa dibilang adalah daerah yang sangat berdekatan dengan kota Ambon sehingga warnanya hilang. Ataukah karena memang pendahulu yang dari generasi ke generasi termakan oleh kemajuan teknologi sehingga generasi sekarang tidak bisa lagi mengecapnya?

Siapa yang salah kalau generasi penerus tidak lagi mewarisi budaya, pastilah pemimpin-pemimpin Daerah ini. Yang pada saat mau dipilih janji itu janji ini, dan kalau sudah ada pucuk pimpinan lupa semuanya.  Mengapa kita tidak bisa seperti Bali yang kental dengan adat istiadatnya. sehingga income dari pariwisata sangat besar bagi daerah.

Memang Balai Bahasa di daerah ini baru dibentuk. Mudah-mudahan ada yang bisa dilakukan. Tapi kabarnya untuk kantor saja susah cari tanah...tanahnya belum ada, uang buat bangunannya sudah ada, lucu sekali negara ini.

Mau tunggu sampe apa tempo, kalo seng mulai dar skarang.

AAM Team

1 komentar:

Ketik komentar di bawah ini ya

Pengunjung

Free counters!