Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp. 350 miliar untuk melakukan mitigasi risiko hulu pengembangan panas bumi dengan melakukan pemboran di tiga wilayah pada 2011. Tiga wilayah itu adalah Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia sehingga sudah saatnya energi tersebut dikembangkan.
Demikian disampaikan staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Hadiyanto pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke X/2011 dan Musyawarah Nasional Ke VII, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) di Jakarta, Selasa (22/2)
"Pemerintah tahun ini mengalokasikan dana Rp350 miliar untuk melakukan mitigasi risiko hulu pengembangan panas bumi," ujar Hadiyanto.
Ditambahkannya, meskipun pengembangan panas bumi di Indonesia telah berlangsung selama tiga puluh tahun, baru sekitar 4% dari potensi panas bumi 28000 megawatt (MW) yang terpasang atau sekitar 1189 MW. Namun, Hadiyanto optimis Indonesia berpeluang menjadi kiblat energi panas bumi dunia.
"Sebagai contoh negara tetangga kita, Filipina saat ini menjadi produsen terbesar kedua di dunia, mudah-mudahan Indonesia dalam jangka waktu tidak lama akan dapat melampaui rekor yang dicapai Filipina," papar Hadiyanto.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia sehingga sudah saatnya energi tersebut dikembangkan.
Demikian disampaikan staf ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MESDM) Hadiyanto pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke X/2011 dan Musyawarah Nasional Ke VII, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) di Jakarta, Selasa (22/2)
"Pemerintah tahun ini mengalokasikan dana Rp350 miliar untuk melakukan mitigasi risiko hulu pengembangan panas bumi," ujar Hadiyanto.
Ditambahkannya, meskipun pengembangan panas bumi di Indonesia telah berlangsung selama tiga puluh tahun, baru sekitar 4% dari potensi panas bumi 28000 megawatt (MW) yang terpasang atau sekitar 1189 MW. Namun, Hadiyanto optimis Indonesia berpeluang menjadi kiblat energi panas bumi dunia.
"Sebagai contoh negara tetangga kita, Filipina saat ini menjadi produsen terbesar kedua di dunia, mudah-mudahan Indonesia dalam jangka waktu tidak lama akan dapat melampaui rekor yang dicapai Filipina," papar Hadiyanto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ketik komentar di bawah ini ya